Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa
Efesus 3:14
Rangkuman Khotbah
Pembicara: Edward Oei
Penulis Rangkuman: Avatar’21
Kekudusan (1 Petrus 1:13-25)
- Logika lingkaran, diwakili oleh Yunani Kuno dan bersifat sirkular. Logika ini menyatakan bahwa tidak masalah jika hari ini kita gagal karena suatu hari nanti pasti akan berhasil.
- Logika spiral
- Logika kotak, dihadirkan oleh Aristoteles. Pemikiran Aristoteles muncul sebelum masa modern. Layaknya sebuah kotak, sisi yang berseberangan tidak akan pernah bertemu. Salah satu contohnya adalah, “saya ada dan tidak ada”. Hal ini tidak mungkin terjadi secara bersamaan.
Kita mungkin tidak menyadari bahwa saat ini banyak orang memercayai pemikiran Aristoteles, yaitu logika kotak. Salah satu contohnya adalah pemikiran bahwa hal yang baik dan jahat tidak dapat berjalan bersama dan bersatu. Oleh karena itu, banyak orang berpikir bahwa Allah itu baik sehingga Dia tidak mungkin menghadirkan kejahatan. Jadi, ketika kita mengalami suatu penyakit, kita hanya akan mengatakan bahwa Tuhan itu baik dan penyakit yang kita alami tidak mungkin berasal dari Tuhan. Mengapa? Karena Dia adalah sumber kebaikan dan kekuatan.
Logika ini menyamakan Allah dengan dewa-dewa Yunani. Salah satu contohnya adalah seorang dewa air tidak akan pernah memiliki kekuatan untuk melakukan keajaiban lain karena dia terbatas dan hanya memiliki kuasa atas air. Namun, Allah memiliki kuasa dalam segala hal sebab Dialah yang menciptakan dunia dari yang semula tidak berbentuk dan kosong.
Tuhan memiliki kendali atas segala hal di bumi dan seluruh alam semesta. Ketika berbagai penyakit, bahkan pandemi terjadi. Allah tetap memiliki kuasa atas kondisi tersebut. Ketika Tuhan mengizinkan kita sakit dan mendapatkan kesembuhan, hendaklah kita selalu mengingat bahwa semuanya ada di dalam kuasa dan rencana Tuhan.
Allah itu baik dan kudus, kebaikan-Nya dapat dinyatakan dalam berbagai hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh manusia. Sebagai ciptaan-Nya, manusia pada mulanya kudus dan segambar dengan Allah. Akan tetapi, manusia “berkhianat” dan jatuh ke dalam dosa sehingga gambar tersebut menjadi rusak. Namun, Kristus telah berkorban di kayu salib agar setiap orang yang percaya kepada Dia memperoleh hidup yang kekal dan menjadi anak-anak Allah. Respons kita atas kasih-Nya yang sangat besar adalah hidup kudus sesuai kehendak-Nya. Mengapa kita harus hidup kudus? Karena kasih yang tidak terbayangkan ini menghadirkan kekudusan. Kasih dan kudus adalah 2 hal yang tidak pernah berbenturan. Kudus ada karena kasih. Keduanya berjalan beriringan. Ketika kita berani hidup kudus artinya kita merasakan kasih dan memancarkan kasih
Ketika kita melakukan hal-hal yang tidak benar sementara Tuhan ada di dalam diri kita, hal ini sama saja dengan memaksakan diri untuk melakukan hal yang bertentangan dengan Allah. Inilah hal yang paling menyiksa dan salah untuk dilakukan.
Ketika kita bergumul mengenai kesesuaian antara hal yang ingin kita lakukan dengan kehendak Tuhan, kita harus tetap mengingat bahwa diri kita memiliki batasan. Kita harus tetap membawa setiap pergumulan kita di dalam Dia dan hidup dalam kekudusan. Semua yang kita kerjakan harus dikembalikan lagi dalam kekudusan Tuhan. Kasih karunia Allah yang akan selalu menolong kita dalam menghadapi segala keadaan.