Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Roma 12:1
Rangkuman Khotbah
Pembicara: Vik. Hanslaveda
Pencatat Khotbah: Dannella’21
Penulis Rangkuman: Tasya’21
Apakah sebenarnya pertobatan itu? Apa yang menjadi dasar dilakukannya pertobatan?
Dalam Roma 12:1, dikatakan bahwa mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup merupakan ibadah yang sejati. Artinya, seluruh hidup kita sepatutnya diperuntukkan bagi Tuhan dan tidak menjadi serupa dengan dunia, termasuk dengan melakukan pertobatan.
Pertobatan seringkali dikaitkan dengan agama. Faktanya, memang semua agama memerlukan dan mengajarkan pertobatan. Agama sendiri berasal dari kata “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau sehingga agama berarti tidak kacau. Untuk menjalankan visi ini, orang yang menganut agama harus bertobat agar dapat menjalankan fungsinya. Jika tidak ada pertobatan di dalamnya, percuma untuk punya agama karena nilai baik dari agama tersebut tidak terjalankan. Setiap agama perlu pertobatan karena akan mengarahkan kita pada keselamatan.
Apa yang Kristen atau Alkitab tawarkan dari keselamatan? Terkadang kita mengaitkan keselamatan dengan kehidupan bahagia di surga. Sebenarnya, paham keselamatan ini cukup jauh dari apa yang dimaksud di Alkitab. Di dalam Alkitab, keselamatan bukan hanya sesuatu yang ditawarkan agar manusia dapat menuju kebahagiaannya sendiri saja. Ini merupakan ciri dari seorang escapist. Karl Marx pernah berpendapat bahwa agama adalah candu masyarakat. Secara literal, ia menulis bahwa agama adalah opium bagi masyarakat. Mengapa? Ketika manusia tidak dapat menanggung penderitaan, sakit, kekacauan lain maka manusia akan pergi untuk mencari ‘obat’ pengharapan di agama.
Banyak orang berpikir tidak masalah hidup hancur-hancuran dan berbuat dosa di dunia, tetapi bisa hidup bahagia di surga (escapist). Pemahaman ini salah karena akan muncul anggapan bahwa apa yang di dunia tidaklah penting. Akibatnya, kita tidak memiliki dorongan untuk mengubah hidup di dunia dan membiarkan hidup ini hancur dalam dosa. Apa gunanya bertobat kalau pikiran kita terus lari pada paham escapist itu atau pikiran hidup dalam dosa. Hal ini banyak terjadi karena menganggap dunia dan surga adalah dua hal yang berbeda. Ini merupakan pikiran yang salah. Pikiran lain yang salah adalah ajaran gnostik (seperti orang Yunani zaman dahulu). Pikiran gnostik bukan pikiran Alkitab. Paham ini menyangkal karya kebenaran Allah serta keselamatan dari Yesus. Paham ini juga menganggap pengetahuan yang mereka miliki melebihi apa yang diajarkan di Alkitab. Mereka percaya bahwa apapun yang dilakukan dengan tubuh, dosa yang paling keji sekalipun, tidak ada artinya karena hidup yang sejati hanya didapati dalam dunia roh belaka.
Lantas, bagaimana keselamatan versi Alkitab? Paulus berbicara di Korintus mengenai keselamatan. Ia berbicara banyak tentang hidup manusia. Pembahasan ini ditarik Paulus sehingga berkaitan dengan pertobatan. Paulus menegaskan bahwa keselamatan bukan berasal dari dunia. Paulus mengatakan ada perbedaan antara kita dengan orang di dunia. Apa yang kita lakukan di dunia dilandasi oleh pertobatan dan keselamatan. Pertobatan bukanlah kehidupan yang mengurung diri, melainkan kehidupan yang berubah. Jika kita bertemu dengan cinta Tuhan, cinta itu tidak mungkin gagal mengubah kita, cinta yang tidak bisa kita dapat dari dunia. Caranya adalah hidup bersama dan berjalan dengan Tuhan.
Bagi kekristenan, keselamatan adalah menikmati hidup bersama Tuhan. Ini merupakan tujuan awal yang Allah design pada kita sejak awal diciptakan. Ini sudah menjadi rencana Tuhan sejak dahulu. Hal ini karena manusia tidak dibentuk untuk menjadi babu (seperti pikiran orang Yunani Kuno). Menurut mereka, manusia diciptakan untuk dipekerjakan atau menjadi babu bagi dewa, tetapi Allah tidak menjadikan manusia seperti itu. Sebaliknya, manusia dirancang segambar dan serupa dengan Allah. Manusia menjadi gambar Allah artinya manusia diikut sertakan dalam pekerjaan Allah, hidup menikmati Tuhan, dan manusia bekerja sebagaimana Tuhan bekerja.
Dalam Kejadian 3, diceritakan tentang manusia pertama jatuh ke dalam dosa dan menolak hidup bersama Tuhan. Di masa kini, banyak orang berpikir you only live once (YOLO). Pikiran seperti inilah asal muasal dosa. Dosa tidak dimulai dari hal besar, tetapi dari hal kecil, seperti godaan dari setan. Setan bekerja pada Yunus dengan cara selalu memberikan perahu untuk Yunus pakai. Ini yang berbahaya dari hidup manusia.
Manusia mengasihi dosa dengan menjadi egois. Ketika kita hanya memikirkan diri sendiri dan mulai menyenangi kebiasaan ini, kita mulai menjauh dari Tuhan. Dunia semakin kacau karena terjadi penolakan terhadap Tuhan. Ketika kita hidup tidak sungguh-sungguh menikmati Tuhan, itulah awal dosa bekerja. Apakah kita sudah benar-benar menikmati Tuhan? Siapa Tuhan di mata kita? Inilah mengapa kita harus bertobat setiap hari. Supaya kita bisa bebas menikmati dan hidup dalam Tuhan.
Jika kita harus bertobat, bagaimana kita bisa hidup menikmati Tuhan? Bagaimana cara agar kita bisa bertobat? Hal ini dapat dilihat dari Matius 16:24
Pertobatan tidak lepas dari Injil
Apa artinya Injil? Injil bukan sekadar pesan untuk menyelamatkan, melainkan juga tawaran bagi manusia untuk terus-menerus berubah. Keselamatan bukan hanya tentang kita dikeluarkan dari dosa, melainkan juga hidup dalam kekudusan. Injil merupakan starting point yang menemani kita dari awal sampai sepanjang hidup kita. Kalau memang Injil penting, sudahkah kita merenungkan Injil setiap hari?
Kelompok Puritan dapat menjadi contoh bagi kita. Setiap hari mereka merenungkan Firman Tuhan selama dua jam sebanyak dua kali sehari. Mereka menyempatkan waktu dan menyisihkan waktu untuk Tuhan, bukan menyisakan waktu untuk Tuhan.
Berubahlah dalam akal budi kita. Seluruh aspek hidup, seluruh pikiran, hati, dan tenaga kita fokuskan pada Tuhan. Maka, pertobatan akan berjalan utuh. Lalu, dimanapun kita berada kita akan selalu mengingat Tuhan (karena Injil masuk dalam kita). Pertobatan dan Injil ada supaya hidup kita tidak scatter atau terpecah. Jangan sampai kita malah menjadi ateis praktis karena seringkali kita tidak sungguh-sungguh menjadi orang Kristen.
· Dengan penyangkalan diri
Cara ini keluar langsung dari Kristus. Penyangkalan diri artinya melakukan hal yang tidak disukai. Ada hal lain lagi. Artinya kita benar-benar mengabaikan dunia ini dan secara keseluruhan mengikuti Tuhan, menggantungkan diri dengan Tuhan. Caranya dengan tidak menjadi sama dengan dunia. Jadi, walaupun kita menderita, kita tetap bisa mengikut Tuhan, bukan hanya mau bagian yang menyenangkan saja. Tanyakan ini selalu setiap saat kita melakukan sesuatu: apakah yang saya lakukan memuliakan Tuhan? Kalau tidak, jangan lakukan!
· Memikul salib
Terkadang kita mengartikan pikul salib sebagai penanggungan atas semua penderitaan, termasuk karena dosa kita sendiri. Sebenarnya pikul salib berarti kita punya persekutuan dengan Kristus yang mengakibatkan kita dibenci banyak orang. Kita dianiaya karena kita percaya Kristus. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Matius 5:10-11)
Ada orang yang terlalu malu untuk mengakui bahwa ia adalah orang Kristen. Orang yang menikmati Kristus, tidak akan mengganti Kristus dengan apa pun. Mengimitasi Kristus artinya mematikan segala dosa kita di atas kayu salib dan kita menerima kehidupan kita yang menikmati DIA. Bertobat membawa kita menjalani hidup untuk menikmati Tuhan. Kalau kita menikmati Tuhan, kita akan melakukan sesuatu untuk mencintai dan menyayangi DIA. Percuma kita banyak bicara bahwa Tuhan Yesus baik, tetapi hidup kita tidak mencerminkan hidup orang Kristen sesungguhnya. Inilah tawaran Tuhan bahwa kita harus bertobat setiap hari.