Afterlife

Rangkuman Khotbah

Pembicara: Alfa Edison
Pencatat Khotbah: Enjel’21
Penulis Rangkuman: Farrell’19

  • Adakah kehidupan setelah kematian? 

Terdapat 3 pandangan yang muncul mengenai afterlife

  1. Reinkarnasi: peristiwa-peristiwa dalam kehidupan orang pada saat ini merupakan akibat dari tindakan-tindakan yang diambil dalam kehidupan sebelumnya, atau dikenal sebagai karma.
  2. Purgatorium: keadaan peralihan bagi semua orang yang meninggal dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah untuk dimurnikan secara sempurna. Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan penghukuman bagi orang-orang yang terkutuk.
  3. Surga dan neraka: pada umumnya, banyak orang berpandangan bahwa setelah kehidupannya di dunia ini berakhir, mereka akan pergi menuju surga atau neraka tergantung apa yang mereka percaya, bisa melalui perbuatan atau iman mereka di Bumi, bisa juga predestinasi (pemilihan tanpa syarat).
  • Apa artinya kehidupan dan kematian? 
  1. Kelahiran

Allah menciptakan manusia dengan suatu rancangan yang indah, bahkan pada saat manusia selesai diciptakan, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya sungguh amat baik (Kej 1:31). Percayalah bahwa Allah tidak merancang manusia untuk mati!

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej 2 : 7) 

  1. Kehidupan

Jika pada akhirnya semua orang akan mati, apakah kehidupan kita ini sia-sia? Jawabannya bisa iya atau tidak. Jika kita memandang bahwa kita diciptakan Allah untuk suatu tujuan, hidup kita akan menjadi bermakna. Sebaliknya, jika kita memandang bahwa kita tidak diciptakan Allah, seperti orang atheis atau agnostik, hidup kita akan menjadi sia-sia. Tentu sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa hidup ini tidaklah sia-sia.

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kej 1 : 27) 

  1. Kematian

Lantas, mengapa ada kematian? Alkitab menjelaskan bahwa manusia makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Ini sama artinya dengan manusia menolak otoritas Allah. Mereka jatuh ke dalam dosa, yaitu terpisah dengan Allah Sang Sumber Kehidupan. Mereka hidup menurut kehendak mereka sendiri dan akhirnya mendapatkan maut sebagai upah dari dosa mereka. Sebagai orang Kristen, kita memandang kematian sebagai hidup di dalam dosa. Orang-orang yang hidup tanpa tujuan dan penuh dengan dosa serupa dengan zombie yang hidup, tetapi sesungguhnya sudah mati.

tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. (Kej 2 : 17) 

  1. Kebangkitan 

Adam gagal hidup seturut kehendak Allah sehingga kita, keturunannya, ikut berdosa dan mendapatkan upah maut. Akan tetapi, melalui Kristus, Adam kedua yang berhasil hidup seturut kehendak Allah, kita diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal. Sebagaimana Kristus yang menang atas maut dan bangkit, kita juga yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan.

Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (1 Kor 15 : 12 – 13) 

Gambaran akan kebangkitan (Wahyu 21:1-8)

Kitab Wahyu ditulis oleh rasul Yohanes ketika ia dibuang ke Pulau Pantos. Ia disingkapkan gambaran oleh Tuhan mengenai akhir zaman dan kehidupan yang akan datang. Melalui kitab ini, kita memperoleh pengharapan terhadap hidup yang akan kita terima nanti.

  1. Allah membarui seluruh ciptaan  

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. (ayat 1)

Ungkapan “langit dan bumi” muncul puluhan kali dalam Alkitab untuk menggambarkan seluruh ciptaan Allah. Langit dan bumi yang baru menggambarkan surga yang akan kita tempati. Surga bukanlah tempat ke mana roh kita akan pergi setelah meninggal nanti, justru surga akan hadir di bumi ini ketika bumi yang lama sudah berlalu. Pembaruan yang dilakukan Tuhan terhadap langit dan bumi ini bersifat menyeluruh sehingga tidak akan terjadi selama yang lama masih ada. Oleh karena itu, kita memiliki peran di bumi ini untuk berbagian dalam menghadirkan surga di bumi ini dengan membawa berita keselamatan kepada orang-orang yang belum percaya dan bersama-sama hidup seturut kehendak Allah.

Kalimat “laut pun tidak ada lagi” bukan secara harfiah berarti bumi yang baru tidak memiliki kumpulan air asin yang menggenangi dan membagi daratan, melainkan berarti tidak ada lagi hal yang misterius, menakutkan, dan jahat. Dengan kata lain, ketidakadaan “laut” merupakan bukti dari kemenangan Allah atas segala hal.

  1. Allah membarui relasi dengan umatnya  

Maka saya melihat kota suci itu, yaitu Yerusalem yang baru, turun dari surga dari Allah. Kota itu sudah disiapkan seperti seorang pengantin perempuan didandani untuk menemui pengantin laki-laki.  Lalu saya mendengar suara dari takhta itu berseru dengan keras, “Sekarang tempat tinggal Allah adalah bersama-sama dengan manusia! Ia akan hidup dengan mereka, dan mereka akan menjadi umat-Nya. Allah sendiri akan berada dengan mereka dan menjadi Allah mereka. (ayat 2-3)

Sama seperti gereja bukanlah bangunannya, melainkan orang-orangnya; demikian juga Yerusalem baru bukanlah kota, melainkan orang-orangnya. Sama seperti umat Allah adalah mempelai Anak Domba (Wahyu 19:7), demikian juga Yerusalem baru adalah pengantin  perempuan yang didandani untuk menemui pengantin laki-laki. Berbeda dengan Yerusalem sekarang yang tidak memiliki bait Allah, di Yerusalem yang baru, Allah sendiri akan berada dengan umat-Nya. Ini merupakan perwujudan sempurna relasi kita dengan Allah.

  1. Allah meniadakan kerusakan ciptaan 

Ia akan menyeka segala air mata dari mata mereka. Kematian tidak akan ada lagi; kesedihan, tangisan, atau kesakitan pun akan tidak ada pula. Hal-hal yang lama sudah lenyap. (ayat 4)

Semua persoalan akibat dosa akan dihapuskan dari dunia ini sehingga kita tidak perlu bersedih dan menangis lagi. Kehidupan kita nanti akan dipenuhi dengan sukacita bersama-sama dengan Allah.

  1. Allah yang menjaminkan kemenangan 

Lalu Dia yang duduk di atas takhta itu berkata, “Sekarang Aku membuat semuanya baru!” Ia berkata juga kepada saya, “Tulislah ini, sebab perkataan-perkataan ini benar dan dapat dipercayai.” Lalu Ia berkata, “Sudah selesai! Akulah yang pertama dan yang terakhir; Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan. Setiap orang yang haus, akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari sumber air yang memberi hidup. (ayat 5-6)

Yohanes diminta dengan tegas untuk menulis semua apa yang diperlihatkan kepadanya dan Allah sendiri berjanji bahwa segala perkataan ini adalah benar dan dapat dipercaya. Selain itu, Allah menyatakan bahwa Dia adalah Alpha dan Omega, yang berkuasa dari awal sampai akhir. Ini menunjukkan bahwa hal-hal tersebut pasti akan terjadi.

  1. Allah menghukum dan menghakimi orang yang tidak percaya 

Orang-orang yang menang akan menerima hal-hal itu daripada-Ku. Aku akan menjadi Allahnya, dan ia menjadi anak-Ku.  Tetapi orang pengecut, pengkhianat, orang bejat, pembunuh, orang cabul, orang yang memakai ilmu-ilmu gaib, penyembah berhala, dan semua pembohong, akan dibuang ke dalam lautan api dan belerang yang bernyala-nyala, yaitu kematian tahap kedua. (ayat 7-8)

Jaminan kemenangan ini merupakan pengulangan dari jaminan bagi para martir pada Wahyu 7:17. Semua itu hanya diperuntukkan bagi orang percaya yang menang atas dunia, sedangkan orang-orang tidak percaya yang hidup oleh kedagingannya (Galatia 5:19-21) tidak akan mendapatkan bagian dari Kerajaan Allah. Mereka akan mengalami kematian kedua yang kita kenal sebagai neraka.

PENUTUP DAN APLIKASI 

Dari kelima bagian Wahyu 21:1-8 tersebut, kita belajar bahwa

  • Kedaulatan Allah: Allah membaharui seluruh ciptaan 
  • Kasih Allah: Allah membarui relasi dengan umat-Nya
  • Kuasa Allah: Allah meniadakan kerusakan ciptaan 
  • Kemenangan Allah: Allah yang menjaminkan kemenangan 
  • Keadilan Allah: Allah menghukum dan menghakimi orang yang tidak percaya 

Pemberitahuan akan kehidupan setelah kematian, yaitu surga dan neraka, bukan bertujuan untuk menakut-nakuti kita; melainkan untuk memberikan kita pengharapan dan dorongan untuk kita hidup seturut kehendak Allah. Kita juga memiliki bagian untuk menghadirkan surga ke bumi ini dengan membagikan berita keselamatan kepada orang-orang yang belum percaya. Oleh karena itu, setelah kita mengetahui seluruh kebenaran ini, apakah kita mau tetap berada di pihak Adam yang memakan buah pengetahuan baik dan jahat atau kita mau berada di pihak Allah?


Tayangan Ulang Khotbah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *